About
Instrumentasia adalah sebuah situs web dokumentasi arsip kegiatan Andreas Siagian baik bersifat pribadi, partisipasi ataupun kolaborasi. Situs web ini merupakan buah dari keinginan pribadi untuk menulis sendiri dengan merangkum informasi dan berbagi. Instrumentasia berbasis sebuah studio kecil di kediaman pribadi dan berfokus pada pembuatan instrumen dan praktik interdisipliner.
Instrumentasia is a website for documenting the archives of Andreas Siagian’s activities, whether personal, participatory or collaborative. This website is the fruit of a personal desire to write on his own by summarising information and sharing. Instrumentasia is based in a small studio in a private residence and focuses on instrument creation and interdisciplinary practice.
Bio
Andreas Siagian adalah seorang seniman/insinyur bekerja dalam berbagai praktik, umumnya bidang elektronika swakriya dan seni interdisiplin. Praktiknya dimulai pada tahun 2004, ketika ia belajar sendiri bidang pengembangan perangkat lunak untuk perhitungan dan perencanaan desain geometrik jalan raya di Teknik Sipil. Dia berhenti dari pekerjaan formalnya sebagai insinyur sipil untuk menjadi seniman dan aktif dalam mengorganisir dan tampil di acara seni, musik dan musik eksperimental. Pada tahun 2008, ia mulai membuat instalasi, mengembangkan lokakarya, dan berpartisipasi dalam acara seni dan sains.
Ia ikut menggagas breakcore_LABs pada tahun 2009, sebuah rangkaian acara music eksperimental, musik, dan pertunjukan audiovisual di Indonesia. Ia menjadi salah satu pendiri Lifepatch—inisiatif warga dalam seni, sains, dan teknologi pada tahun 2012, di mana dirinya masih aktif bersama anggota lainnya dalam mengembangkan lokakarya, karya seni, dan berpartisipasi dan menyelenggarakan program publik. Lifepatch berpartisipasi di OK Video 2013 & 2015, Jogja Biennale 2015, Jakarta Biennale 2013 & 2015, pameran tunggal Lifepatch di MuHKA Antwerpen 2017 dan banyak acara lainnya baik lokal maupun global. Pada tahun 2014, ia menjadi co-director Hackterialab 2014—Yogyakarta, program hacklab selama dua minggu untuk kolaborasi interdisipliner yang diselenggarakan oleh Hackteria dan Lifepatch.
Praktik solonya membawa minatnya pada elektronik swakriya dan pembuatan instrumen ke The Instrument Builders Project pada tahun 2013 (di Yogyakarta) dan 2015 (di Galeri Nasional Victoria, Melbourne). Ia berkolaborasi dengan Wukir Suryadi untuk menciptakan senjata jahanam, dua instrumen yang dimainkan dalam konser pembukaan Jogja Biennale 2015. Pada 2016, ia menjadi visual artist untuk konser tunggal Senyawa di Jakarta, Indonesia, dan pada 2018, ia menjadi co-director dari Biocamp Tokyo, direktur artistik Indonesia Netaudio Festival, co-host dari Hacklab Nusasonic CTM, dan fasilitator dari Arisan Tenggara.
Andreas Siagian is artist/engineer working on a wide range of practice, mostly in DIY electronics and interdisciplinary art. His practice began in 2004, when he decided to teach himself how to develop software for highway geometric design calculation and planning in Civil Engineering. He later quit his formal job as a civil engineer to become an artist and to be active in organizing and performing in art, experimental sound and music events. In 2008, he started to make installations, developing workshops, and participating in art and science events.
He co-initiated breakcore_LABs in 2009, which is a series of events for experimental sound, music and audiovisual performance in Indonesia. He co-founded Lifepatch—a citizen initiative in art, science and technology in 2012, where he is still active with the other members in developing workshops, artworks, and participating in and organising public programs. Lifepatch participated in OK Video 2013 & 2015, Jogja Biennale 2015, Jakarta Biennale 2013 & 2015, Lifepatch solo exhibition at MuHKA Antwerp 2017 and many other events locally and globally. In 2014, he was the co-director of Hackterialab 2014—Yogyakarta, a two week hacklab program of interdisciplinary collaboration organized by Hackteria and Lifepatch.
His solo practice brought his interest in DIY electronics and instrument making to The Instrument Builders Project in 2013 (in Yogyakarta) and 2015 (in the National Gallery of Victoria, Melbourne). He collaborated with Wukir Suryadi to create senjatajahanam, two instruments that were performed in the opening of Jogja Biennale 2015. In 2016, he was the visual artist for Senyawa’s solo concert in Jakarta, Indonesia, and in 2018, he was the co-director of Biocamp Tokyo, artistic director of Indonesia Netaudio Festival, co-host of the Hacklab Nusasonic CTM, and facilitator of Arisan Tenggara.